• HEADER2
  • COPY3

SELAMAT DATANG DI WEBSITE SD ISLAM NABAWI KECAMATAN KEDUNGADEM. VISI : “Terwujudnya sekolah yang berakhlaqul karimah, cerdas, terampil, dan berwawasan lingkungan”. TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Pencarian

Kontak Kami


SD ISLAM NABAWI KEDUNGADEM

NPSN : 20553254

Jl. Raya Ngaglik No. 28 Kec. Kedungadem Kab. Bojonegoro Propinsi Jawa Timur


[email protected]

TLP : 085704208881


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 49699
Pengunjung : 24812
Hari ini : 35
Hits hari ini : 49
Member Online : 0
IP : 18.97.14.89
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

ECOBRICK: EDUCATION FOR SUISTAINABLE DEVELOPMENT PADA SISWA SD ISLAM NABAWI KEC.KEDUNGADEM




MEMBANGUN KESADARAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN ECOBRIK SEBAGAI IMPLEMENTASI SUSTAINABLE DEVELOPMEN GOAL’S

 

 

 

Building Awareness of Elementary School Students In Waste Management With Ecobric As Implementation of Sustainable Development Goal's

 

 

 

 

 

Siti Nurwatin 11*

Sucipto 22

 

*1Sekolah Dasar Islam Nabawi1, Bojonegro, Jawa Timur, Indonesia

2Universitas Terbuka Surabaya 2, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

*email: [email protected]

 

Abstrak

Salah satu solusi untuk mengurangai volume sampah plastik yaitu membuat ecobrick. Ecobrick dapat dilakukan oleh siapapun termasuk pada siswa SD. SD Islam Nabawi juga dapat menerapkan pembuatan Ecobrick. Berdasarkan survey yang dilakukan untuk mengetahui sikap peduli lingkungan, terutama pada cara pengelolaan sampah plastik pada 100 siswa di SD Islam Nabawi, menyatakan sebanyak 95 % siswa mengelola sampah plastik dibakar dan di buang, sedangkan 5% di daur ulang (Contoh : dibuat untuk kerajinan). Ecobrick akan menjadi salah satu penanganan sampah plastik yang kreatif dan efektif serta memperpanjang usia plastik-plastik. Tujuan penulisan adalah untuk mengedukasi siswa SD agar menjadi generasi anti sampah plastiK, cinta lingkungan, dan mampu mengurangi besaran jumlah sampah plastik serta dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi Ecobrick. Metode pelaksanaannya Sosialisasi, Penyuluhan/bimbingan teknis, dan monitoring dengan mematuhi protocol kesehatan. Metode pelaksanaan ini dilakukan online dan offline.  Hasil pelatihan menunjukan perubahan perilaku warga sekolah sebelum dan sesudah pelatihan ecobrick, yang awalnya tingkat kepedulianya kurang, menjadi meningkat dengan adanya pembuatan progam ecobrick.

 

 

 

Kata Kunci:

Ecobrick 1

Sustainable Development 2

 

Keywords:

Ecobrick 1

Sustainable Development 2

 

 

 

Abstract

One solution to reduce the volume of plastic waste is to make ecobricks. Ecobricking can be done by anyone, including elementary school students. Nabawi Islamic Elementary School can also implement Ecobrick making. Based on a survey conducted to determine the attitude of caring for the environment, especially on how to manage plastic waste in 100 students at Nabawi Islamic Elementary School, it was stated that 95% of students manage plastic waste by burning and throwing it away, while 5% is recycled (Example: made for crafts) . Ecobricks will be a creative and effective way to handle plastic waste and extend the life of plastics. The purpose of writing is to educate elementary school students to become an anti-plastic waste generation, love the environment, and be able to reduce the amount of plastic waste and can use plastic waste to become Ecobricks. The method of implementation is socialization, technical counseling/guidance, and monitoring by complying with health protocols. This implementation method is carried out online and offline. The results of the training showed changes in the behavior of school residents before and after the ecobrick training, which initially had a low level of concern, which increased with the creation of the ecobrick program.

 

 

© year The Authors. Published by Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). DOI: https://doi.org/10.33084/pengabdianmu.vxix.xxx.

         

 

PENDAHULUAN

Sampah merupakan benda yang akan dijumpai setiap harinya. Benda yang tidak terpakai ini tentunya sangat mengganggu keberadaannya. Tidak dapat dihindari lagi jumlahnya akan semakin bertambah seiring dengan kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2008, pertambahan jumlah sampah disebabkan oleh (1). pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam, (2). sampah selama ini belum dikelola sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan berbagai masalah/dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan (3). sampah telah menjadi permasalahan nasional, (4). pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien (BPS, 2018).

Salah satu sampah yang banyak dijumpai adalah sampah plastik. Pada tahun 2020, Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia. Total volume sampah kantong plastik di Indonesia tercatat mencapai 64 juta ton per tahun di mana 3,2 juta ton per tahun masuk ke laut. (Berty, Teddy Tri Setio , 2020). Sampah plastik adalah sampah yang membutuhkan waktu beratus-ratus tahun untuk terurai. Salah satu solusi untuk mengurangai volume sampah plastik yaitu dengan memanfaatkan ulang sampah plastik menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna, seperti membuat ecobrick. Ecobrick merupakan istilah yang digunakan untuk menamai hasil pengelolaan sampah plastik yang menjadi sebuah bata. Kata ecobrick sendiri berasal dari kata “Eco” yang berarti lingkungan dan “brick” yang berarti bata yang jika digabung artinya secara umum menjadi sebuah bata yang ramah lingkungan. (Aviecena, 2019). Ecobrick merupakan metode mengumpulkan sampah plastik dengan media botol plastik yang diisi secara penuh, padat, hingga menjadi keras untuk meminimalisir jumlah sampah. (Hamidah, 2018:36-38).

Pembuatan Ecobrick bertujuan untuk melatih pribadi seseorang yang bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Ecobrick dapat dilakukan oleh siapapun termasuk pada siswa SD. Jika sejak kecil sudah ditanamkan pendidikan berbudaya lingkungan dengan ecobrick tentunya jumlah sampah plastik akan terkurangi dan tingkat kepedulian siswa semakin bertambah. Dalam hal ini juga tidak terlepas dari bimbingan guru.  Selain mendidik dan mengajar, diharapkan guru-guru di sekolah dapat menanamkan budaya karakter dan peduli lingkungan pada siswa, seperti melatih siswa dalam pembuatan Ecobrick di sekolah.

SD Islam Nabawi terletak dikawasan padat penduduk di Jl. Raya Ngaglik No. 28 Desa Kedungadem RT:01/RW:06 Kec. Kedungadem Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur. SD Islam Nabawi juga dapat menerapkan pembuatan Ecobrick. Hal ini dapat digunakan untuk mengelola sampah plastik yang terdapat di sekolah, meskipun memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Menurut kepala SD Islam Nabawi, Muhtarom S. HI, S. Pd. ada beberapa cara yang sudah dilakukan untuk pengelolaan sampah plastik, seperti membuatnya menjadi kerajinan bunga, namun hal ini, belum mampu menampung banyaknya sampah plastic yang ada di sekolah. Pembuatan Ecobrick akan menjadi cara baru penanganan sampah plastic yang ada di sekolah.

Pada kondisi pembelajaran daring masa covid-19, pembuatan Ecobrick ini bisa diterapkan saat pembelajaran di rumah, setidaknya siswa dapat melakukan kegiatan pembuatan Ecobrick bersama dengan orang tua sehingga tercipta sinergi dan kerja sama antara orang tua dan siswa. Berdasarkan survey yang dilakukan untuk mengetahui sikap peduli lingkungan, terutama pada cara pengelolaan sampah plastik pada 100 siswa di SD Islam Nabawi, menyatakan sebanyak 95 % siswa mengelola sampah plastik dibakar dan di buang, sedangkan 5% di daur ulang (Contoh : dibuat untuk kerajinan dari gelas air mineral). Hal ini menunjukkan cara pengelolaan sampah plastik belum tepat, sedangkan sampah akan bertambah setiap harinya. plastik membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun untuk dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna (Sahwan dkk, 2005).

Ecobrick akan menjadi salah satu penanganan sampah plastik yang kreatif dan efektif. Ecobrick berfungsi untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna. Pada penilitian terdahulu menyebutkan kreasi ecobrick berpengaruh terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. (Wulandari, Fajar Setya, 2020). Edukasi ecobrick kedepannya diharapkan dapat menumbuhkan budaya peduli lingkungan dan anti plastik demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat.

 

METODOLOGI

Alat dan Bahan

Pembuatan proposal, adminintrasi daftar hadir online melalui google form dan Offline, pembuatan buku pedoman pembuatan ecobrick, lembar angket tentang ecobrick, pemesanan besi Ecobrick, Icon Sekolah, penyedian ATK (note book, pesil, bolpoint, dan penghapus), Stick Kayu, dan botol bekas.

Metode Pelaksanaan

Tahapan Sosialisasi (online)

Sosialisasi ini dilakukan kepada Sekolah Mitra mengenai pengenalan metode pengelolaan sampah plastik yang dilakukan secara online. Kegiatan ini diawali dengan langkah yaitu, sosialisasi tentang metode pengelolaan sampah dengan ecobrick, pengelompokan jenis-jenis sampah plastic yang ada di sekolah dan di rumah, memberikan contoh ecobrick yang sudah jadi, memperkenalkan program pemanfaatan ecobrick bagi lingkungan, mengedukasi siswa dan masyarakat untuk melakukan pengurangan sampah plastik

Pada tahap sosialisasi ini diikuti oleh peserta dari awal hingga akhir menggunakan aplikasi google meet. Peserta yang hadir adalah Tim PKM PM, Dosen Pendamping PKM PM Bapak Sucipto, S. Pd. M. Sc, Direktur UPBJJ UT Surabaya Ibu Dr. Suparti, M. Pd., Manajer BBLBA UPBJJ UT Surabaya Bapak Drs. Dwi Sambada, M. Pd. , PJ Kemahasiswaan UPBJJ UT Surabaya Drs. Sulitiyono M. Pd., Kepala Sekolah Bapak Muhtarom, S. HI, S. Pd. dan dewan guru SD Islam Nabawi, Pengurus POT (Paguyupan Orang Tua wali siswa) dan perwakilan siswa per kelas. Kegiatan sosialisasi ini diterima dengan baik oleh sekolah mitra dengan harapan PKM PM ini mampu membantu sekolah mewujudkan progam sekolah yakni siswa dapat cinta dan peduli lingkungan, kreatif, dan berkarakter. Pembuatan ecobrick dapat menjadi icon di SD Islam Nabawi dan dapat mengurangi sampah plastic, baik di lingkungan sekolah atapun di rumah.

Tahapan Penyuluhan/Bimbingan Teknis (offline)

Pelaksanaan penyuluhan/bimbingan teknis dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan dengan jumlah peserta terbatas sejumlah 22 siswa/orang tua yang merupakan perwakilan masing-masing kelas, TIM PKM PM dan Dosen Pendamping PKM PM. Sebelumnya langkah awal untuk pemilihan botol dilakukan dengan survey dibank sampah Desa Kepoh Kidul, karena lokasi terdekat dengan sekolah yang sudah memiliki bank Sampah resmi dan binaan DLH Kabupaten Bojonegoro. TIM PKM PM memberikan pengarahan dan wawasan terkait pembuatan ecobrick serta mempraktikan secara langsung. Kemudian, untuk peserta mulai melaksanakan pembuatan ecobrick. Siswa dan orang tua memasang dan menyusun botol ecobrick yang telah dibuat pada kerangka besi. Dengan rentangan waktu seminggu berhasil membuat ecobrick untuk pemenuhan huruf I love S, jadi hanya memperoleh 3 huruf. Untuk keberlanjutan, peserta ditugasi untuk membuat ecobrick secara mandiri di rumah dengan memberikan info kepada teman sekelasnya untuk memenuhi tulisan Icon SD Islam Nabawi dan untuk kegiatan pengurangan sampah plastic saat di rumah.

Secara umum langkah-langkah membuat ecobrick yaitu, pertama, mengumpulkan botol-botol plastik bekas, seperti botol bekas kemasan minuman/air mineral dan lain sebagainya. Kemudian mencucinya hingga bersih, lalu dikeringkan. Untuk pemilihan botol harus memilih dengan botol yang sejenis, baik ukuran dan bentuknya akan memudahkan penyusunannya. Contoh : jika pakai botol merk Aqua, maka semuanya harus Aqua, jika pakai botol Lee Mineral maka harus pakai botol Lee Mineral. Berdasarkan Survey di Bank Sampah, botol terbanyak adalah merk aqua. Jadi pada pembuatan ecobrick di SD Islam Nabawi menggunakan botol air mineral merk Aqua. Kedua, mengumpulkan berbagai macam kemasan plastik, seperti kemasan jajan, plastik/kresek, plastik pembungkus, dan sebagainya. Harus dipastikan plastik-plastik tersebut bebas dari sisa makanan dan dalam keadaan bersih.

Ketiga, memasukkan segala jenis plastik ke dalam botol-botol plastic, potong kecil-kecil agar plastic dapat masuk kedalam botol, semakin kecil maka akan semakin bagus karena variasi yang dihasilkan di ecobrik semakin menarik. Keempat, bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik harus dimampatkan hingga sangat padat dan mengisi seluruh ruangan dalam botol plastiknya, dengan berat 220 gram. Ecobrick yang baik adalah jika botol ditekan tidak mengeluarkan bunyi dan berat ideal 200-220 gram.

Kelima, cara memadatkannya bisa dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu atau kayu, atau stik kayu. Keenam, susun sampah plastic berwarna-warni agar hasilnya menarik. Ketuju, hasil Ecobrick dapat disusun dijadikan meja, kursi, atau benda-benda lain, contohnya : icon sekolah tulisan I Love SDI NABAWI.

Setelah pembuatan ecobrick selesai langkah selanjutnya dalah sosialisasi/kampanye lewat media online untuk mendukung Kegiatan pengurangan sampah melalui ecobrick yaitu : Publikasi melalui akun IG dengan nama : pkmpm2021_ecobrick_Nabawi, FB dengan nama : Pkmpm Ecobrick dan WhatsApp dengan nama  Peserta PKM-PM “Ecobrick”.

Monitoring/Evaluasi Pelaksanaan

Pada tahap ini, TIM PKM PM mengevaluasi pelaksanaan dalam pembuatan ecobrick yang baik dan benar, menimbang hasil ecobrick yang telah dibuat siswa dan orang tua, sehingga diperoleh hasil yang maksimal, jika masih belum sesuai dengan standart maka ecobrick akan diperbaiki kembali dengan memberikan tekanan pada botol. Selain, itu melaksanaakan koordinasi dan evaluasi dengan dosen pendamping dan Mitra PKM PM.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kegiatan yang sudah dilaksanakan, pelaksanaan progam Ecobrick : Education For Sustainable Development Pada Siswa SD Islam Nabawi Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, hasilnya sudah mencapai 100% dari kegiatan yang telah dijadwalkan. Dimulai dari perizinan, koordinasi, sosialisasi online, pendampingan offline, pembuatan ecobrick, pembuatan buku pedoman guru, produk icon ecobrick, dan publikasi artkel ilmiah sudah terselesaikan. Jenis luaran yang telah dicapai antara lain terciptanya ecobrick, karya kreasi inovatif siswa, buku pedoman guru serta artikel ilmiah yang dipublikasikan pada Diseminasi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka (sinta 5) dengan judul “Kemampuan Siswa SD Dalam Pengembangan Ecobrick sebagai Bentuk Sustainable Development”.

Dalam masa pandemic covid-19 pembelajaran di SD Islam Nabawi, dilaksanakan dengan daring, sehingga kegiatan pembuatan ecobrick dilakukan di rumah masing-masing siswa. Setelah kegiatan sosialisasi, siswa, Guru, dan POT (Paguyupan Orang Tua siswa) sangat antusias dalam pembuatan ecobrick, saling bekerja sama dalam pembuatan ecobrick. Siswa juga mengirimkan foto hasil pembuatan ecobrick pada TIM PKM PM, terlihat semangat dan berlomba-lomba dalam mengumpulkan sampah plastic.

Ecobrick yang sudah berhasil dibuat dijadikan Icon SD Islam Nabawi. Sebagai wujud generasi cinta dan peduli lingkungan. Adapun orang tua dan siswa yang kreatif, yaitu membuat ecobrick dengan pilihan warna dan bahan yang terpilih sehingga ecobrick yang dihasilkan berwarna warni dan corak plastic di dalam ecobrick bervariasi. TIM PKM PM juga telah menyusun buku pedoman guru tentang pembuatan ecobrick yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk siswa dan bagi siapapun yang inggin membuat ecobrick serta buku pedoman ecobrick akan memperoleh peluang perolehan paten. Hal ini dimaksudkan kegiatan pembuatan ecobrick tidak hanya dilakukan di sekolah atau pada siswa SD Islam Nabawi, tapi dapat dilakukan diluar SD Islam Nabawi atau ke desa-desa sekitar.  Pembuatan ekobrick akan semakin besar dan berkembang, karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan satu unsur tetapi menyangkut seluruh elemen yang ada dimasyarakat dan akan terus berlanjut meskipun kegiatan PKM ini sudah selesai.

Hasil wawancara dengan kepala SD Islam Nabawi selaku mitra PKM PM mengenai kegiatan ini menyatakan bahwa kegiatan pembuatan ecobrick ini sangat membantu sekolah untuk mendukung sekolah menjadi sekolah Adiwiyata. Selain itu, sekolah juga terbantu dalam mengembangkan kreatifitas siswa dan memberikan edukasi terkait penguatan karakter peduli dan cinta lingkungan. Kegiatan ini juga mampu memberikan dan menciptakan Icon sekolah yang satunya-satunya di kecamatan Kedungadem dengan memanfaatkan sampah plastic. Kegiatan ini juga mendapat suport, dukungan dan tanggapan positif dari guru, siswa dan orang tua siswa/POT dalam mengajarkan menjadi generasi anti sampah plastic dan mampu membuat ide kreatif berupa ecobrick yang belum dapat dilakukan oleh semua orang. Antusiasisme dari warga sekolah sangat besar, jumlah botol ecobrick yang terkumpul melebihi target TIM PKM PM. target 200 botol, setelah dihitung mencapai 390 botol ecobrick.

Hasil pelatihan menunjukan perubahan perilaku warga sekolah sebelum dan sesudah pelatihan ecobrick, yang awalnya tingkat kepedulianya kurang, menjadi meningkat dengan adanya pembuatan progam ecobrick ini. Berikut tabel yang menunjukkan dampak pelatihan ecobrik terhadap tingkat kepedulian warga sekolah tentang sampah plastic.

 

 

Tabel I Dampak Pelatihan Ecobrick

Sebelum Pelatihan

Sesudah Pelatihan

Siswa belum tahu cara mengelola sampah

Siswa mampu mengetahui pengetahuan baru tentang ecobrick yang dapat mengurangi sampah plastic

Paguyupan Orang Tua Siswa (POT)/Masyarakat belum tahu bahaya sampah plastic yang dihasilkan

Paguyupan Orang Tua Siswa (POT)/Masyarakat  Mampu mengetahui bahaya sampah plastic dan memanfaatkanya untuk pembuatan Ecobrick dan ikut mendukung kegiatan ecobrik di sekolah.

Guru belum tahu cara memberikan pembelajaran tentang pengelolaan sampah dengan tepat

Guru mampu Membuat RPP tentang pengelolaan sampah dan memasukan kegiatan Ecobrick dalam pembelajaran

Sekolah belum Mampu mengelola sampah plastic dan hanya menimbun dibelakang sekolah

Sekolah mampu mengelola sampah plastic dan menggunakan kebijakan tentang pengurangan sampah plastic melalui kegiatan penggunaan tempat makan dan menu sehat di sekolah

Berdasarkan hal di atas, menunjukan bahwa terdapat perubahan perilaku warga sekolah terhadap sampah yang ada di lingkungan. Progam pembuatan ecobrick dinilai efektif dalam pengurangan sampah plastic dan menghasilkan kebijakan sekolah dalam upaya pengurangan sampah plastic yang ada di sekolah.

Potensi keberlanjutan progam Ecobrick : Education For Sustainable Development Pada Siswa SD Islam Nabawi Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, sangat panjang karena kegiatan pembuatan ecobrick akan dimasukan dalam kegiatan pembelajaran siswa atau dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran yang ada di sekolah. Biasanya ditulis dan diencanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga pembuatan ecobrick juga dapat digunakan sebagai media atau sarana pembelajaran untuk membentuk karakter siswa yang cinta dan peduli serta berbudaya lingkungan.

Selain itu, dalam mengembangkan progam ini juga akan berlanjut menuju desa-desa di Kecamatan Kedungadem. Progam ini   juga dapat membantu progam desa SDGs (Suistainable Development Goals) serta memberikan sosialisasi ke bank sampah di kecamatan Kedungadem.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan progam Ecobrick: Education For Sustainable Development Pada Siswa SD Islam Nabawi Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, yang dimulai Bulan Juni sampai September 2021, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pertama, luaran yang telah dicapai antara lain terciptanya ecobrick, karya kreasi inovatif siswa, buku pedoman guru serta artikel ilmiah. Kedua, antusiasisme dari warga sekolah sangat besar, jumlah botol ecobrick yang terkumpul melebihi target TIM PKM PM. Dari 200 botol, setelah dihitung mencapai 390 botol ecobrick. Ketiga, perubahan perilaku dan pengetahuan warga sekolah meningkat setelah adanya pelatihan ecobrick. Keempat, potensi keberlanjutan progam Ecobrick sangat panjang karena kegiatan pembuatan ecobrick akan dimasukan dalam kegiatan pembelajaran siswa atau dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran yang ada di sekolah dan mensosialisasikan kepada desa dan Bank Sampah di Kecamatan Kedungadem.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan artikel ini kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang sudah mendukung, memotivasi, membantu dari segi pikiran aataupun material sehingga tersusunnya artkel ilmiah ini, yaitu, Kemdikbud Direktorat Belmawa, Bapak Prof. Ojat Darojat, M. Bus., Ph. D. selaku Rektor Universitas Terbuka, Ibu Hj. Suparti, M. Pd. Selaku Direktur UPBJJ-UT Surabaya, Kepala SD Islam Nabawi Bapak Muhtarom, S. HI., S. Pd. Selaku Mitra PKM-PM.

REFERENSI

Avicenna, Ikrima. 2019. Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang    25 Juni 2019   Dilihat : 3325 https://kkp.go.id/djprl/bkkpnkupang/artikel/11508-pengelolaan-sampah-plastik-yang-mudah-dan-murah-melalui-ecobrick diakses tanggal 25 Februari 2021

 

Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2018

Berty, Teddy Tri Setio. 2020.  Jakarta Larang Kantong Kresek, 6 Negara Ini Penghasil Sampah Plastik Terbesar di Dunia, https://www.liputan6.com/global/read/4294488/jakarta-larang-kantong-kresek-6-negara-ini-penghasil-sampah-plastik-terbesar-di-dunia diakses tanggal 25 Februari 2021

Hamidah, Luluk. 2018. Teknologi Pengolahan Sampah Skala Besar. Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri.

Sahwan, dkk. 2005. Sistem Pengolahan Limbah Plastik di Indonesia, Jurnal Teknik Lingkungan BPPT 6 (1), halaman 311 – 318

Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Wulandari, Fajar Setya. 2020. Pengaruh Kreasi Ecobrick Melalui Pengolahan Barang Bekas Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Surakarta - Fak. KIP – 2020 UNS-Fak. KIP Jur. PG-PAUD-K8115020-2020




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas